The Last Day.
Xiao menerjapkan matanya.
Hari terakhir berada di Springvale terasa sedikit—berbeda. Apalagi ditambah dengan percakapannya semalam dengan Albedo perihal Aether. Bukannya ia tidak ingin mengingkari janjinya dengan Albedo… Tetapi ada hal yang kerap kali ia pikirkan ketika berhadapan langsung dengan Aether. Karena tidak ingin pusing memikirkan perihal itu, Xiao bangun dari kasurnya, menuju kenop pintu—membukanya, dan langsung turun ke lantai bawah. Terlihat dua sosok laki-laki sedang duduk membelakanginya di depan ruang keluarga, Venti dan Albedo.
“Ah, Xiao. Kalau mau cari Aether, dia lagi pergi sebentar sama Lumine. Family time dulu katanya,” sahut Venti sambil menoleh ke arah Xiao, dengan tangan yang sedang sibuk mengepangkan rambut Albedo. “Aha! Sudah selesai!” sahutnya lagi. Xiao mengernyitkan dahinya, sementara dua laki-laki didepannya berjalan kearahnya dengan santai. “Siap untuk surprise hari ini?” tanya Albedo. Venti, dengan senyum misteriusnya— seperti menyimpan sebuah rencana yang seratus persen menyebalkan. “Aku ingin keluar sebentar membeli sesuatu. Baik-baik dengan Albedo, ya.”
Dang!
Rasanya Venti sudah paham dengan percakapannya semalam dengan Albedo, dan Xiao berpikir Venti ingin membuatnya menjadi kacau.
“Ah, oke,” sahut Xiao dan anggukan kepala oleh Albedo. Merasa sudah disetujui oleh kedua belah pihak, Venti langsung menuju kenop pintu utama, meninggalkan Albedo dan Xiao dalam satu ruangan.
Awkward.
Berada di satu ruangan yang sama dengan orang yang paling ia hindari memang menyebalkan, akhirnya Xiao berjalan menuju dapur untuk mengambil sekotak susu dari dalam kulkas untuk menenangkan mood buruknya hari ini. Ia kemudian mengambil gelas dan menuangkan susu dan meminumnya. Matanya kerap kali melirik kearah Albedo yang sedang melihatnya, bersandar dekat sofa sambil melipat kedua tangannya dengan tatapan menyebalkan—menurut Xiao.
“Kenapa?” tanya Xiao, yang ikut melipat kedua tangannya juga.
“Aku heran, apa yang bagus didirimu sampai-sampai Aeth head over heels sama kamu,” jawabnya santai.
Orang ini! Memang menyebalkan sekali!
Xiao menghela napasnya, berusaha untuk tidak tersulut emosi lawan bicaranya. “Heh, kenapa gak lo tanyain ke adek tersayang lo itu?” tanyanya yang dijawab dengusan dari lawan bicaranya. Sampai-sampai Xiao gatal ingin meninju wajah Albedo—yang dihentikan oleh suara lonceng pintu utama dan diikuti oleh si duo kembar Lumine dan Aether.
“Aku pulang—Ah Xiao! Aku tadi bawa strawberry shortcake dari tokonya Lumi, kamu mau nyoba sedikit, nggak?” ajak Aether, menghampiri Xiao yang tadi sempat tersulut emosi karena lawan bicaranya.
Ah, too close. Aether terlalu terang hingga mencairkan mood buruknya, dan Xiao bersyukur akan hal itu.
“Mau,” jawab Xiao sambil menyelipkan anak rambut Aether ke belakang telinganya—yang direspon oleh dengusan si empunya rambut dan senyuman secerah matahari yang lagi-lagi Xiao tidak akan bosan melihatnya.
© sha — @sorascent 2021