First Meet.
Aether mengusap peluh di kepalanya setelah kurang lebih dua jam duduk di depan pottery wheel. Ya, dia sedang membuat sebuah prototype mangkuk untuk koleksi pottery terbarunya yang akan diliris sekitar bulan depan. Ia mencuci tangannya di wastafel dekat meja dan mengambil handphonenya yang terletak di saku jeansnya.
“Oh? Pendatang baru lagi? Aku rasa rumah ini sudah seperti pelarian orang kota saja,” katanya sambil beranjak membuka pintu studio pottery-nya, yang berada persis di sebelah rumah mereka—rumah Aether dan Lumine.
Aether beranjak naik ke lantai dua rumahnya, tempat kamarnya berada dan satu kamar kosong, yang biasanya disewakan sebagai tempat penginapan sederhana. Ia membuka pintu kamar kosong di sebelah kamarnya, dan mulai membersihkan dan merapikan kamar itu sesuai dengan instruksi Lumine pada pesan yang tadi Ia dapat.
Tidak lama kemudian, bel rumahnya berdering. “Ah, sebentar!” teriak Aether dari jendela kamar. Ia langsung buru-buru turun membuka pintu untuk tamu barunya yang akan menjadi tetangganya selama beberapa minggu kedepan.
“Selamat datang—Ah, maaf telat! Tadi kamarmu sedang dibersihkan! Silahkan masuk!” kata Aether.
Lelaki itu bergeming sebentar, kemudian memasuki ruangan dengan satu koper yang cukup… besar. Aether berdiam diri di tempat, melihat ke arah laki-laki tersebut yang terlihat sedikit aneh.
Bagaimana tidak, ia memakai jaket kulit hitam dengan kaus putih, ripped jeans, sepatu canvas, topi, masker, hingga kacamata yang semua bewarna hitam—yang sangat tidak cocok dengan cuaca panas Springvale.
Memberanikan diri Ia bertanya, “Maskernya nggak dilepas aja? Cuaca Springvale hari ini panas banget loh?”
Lelaki itu menurunkan sedikit kacamata hitamnya, sehingga netra emas Aether bertatapan langsung dengan netra amber lelaki tersebut. “Ah, tidak apa-apa.”
Aether menghembuskan napasnya, “Okay? Kalo gitu mau langsung ke kamar kamu gimana? Anyways, aku Aether.” kata Aether sambil naik ke tangga diikuti oleh lelaki itu.
“Hmm,” jawabnya. “Gue Xiao.”
Setelah mencapai didepan kamar Xiao, Aether membuka kamar didepannya dan memberikan kunci kamar kepada Xiao—lelaki aneh, “Kamarku di sebelahmu, Dapur ada di lantai bawah, Kamar mandi ada di pojok, yang pintunya warna cokelat. Kalau ada masalah kamu bisa cari aku di studio. Sela—“
“Thanks,” selanya sambil masuk ke kamarnya, yang menyebabkan Aether syok sampai tidak bergeming beberapa detik di depan pintu kamar Xiao.
“—mat beristirahat…”
© sha — sorascent 2021